Sunday 18 January 2009

Gaza Membentuk Perimbangan Kekuatan

Perjalanan konflik Arab Israel - seperti yang diisyaratkan oleh konflik Gaza saat ini – memberikan indikasi bahwa perlawanan Palestina merupakan jalan mewujudkan kemenangan Palestina dan kekalahan buat Israel.

Mungkin ada yang menertawakan statemen ini karena dianggap mimpi dan berhalusinasi mewujudkan kemenangan melawan Israel.

Ada puluhan isyarat dan indikasi yang mendukung statemen di atas. namun cukup kita fokuskan pada tiga indikasi saja: kinerja kelompok perlawanan Palestina, target-target permusuhan Israel, dan sikap public Arab dan internasional.

Pertama, hingga saat ini perlawanan dari berbagai faksi di Palestina sangat kukuh dalam melakukan koordinasi, tenang, menyerang dengan tenang, percaya diri dan langkah yang penuh perhitungan. Mereka menggunakan senjata militer, media dan mobilisasi dengan pertimbangan yang seimbang. Para elitnya sangat baik dalam bersembunyi atau menampakkan diri, saat berbicara, tidak berlebihan ketika menyampaikan jumlah korban di kalangan musuh atau di barisan mereka sendiri.

Indikasi kedua dari pihak Israel. Dalam agresi ini, Israel membangun strategi serangannya dengan berusaha menjatuhkan jumlah kerugian sebesar mungkin pada infrastruktur, sipil warga Gaza. Membidik anak-anak dilakukan Israel secara sengaja. Berdasarkan laporan harian Israel Haaretz di sebuah artikel edisi Rabu (31/12/08), “Para awak tempur kami melakukan tindakan brutal… mereka pahlawan terhadap sipil Palestina yang lemah… mereka membiarkan ribuan korban luka-luka dan cacat selama hidup mereka”. Simon Perez sendiri sama sekali tidak peduli dengan anak-anak di Gaza, tidak peduli dengan tubuh bocah-bocah Palestina yang tercabik-cabik peluru Israel. Untuk menyempurnakan itu Israel membidik masjid-masjid pada waktu-waktu shalat, pemukiman, gedung pemerintahan dan sekolah.

Di sisi lain, Israel menggunakan senjata pemusnah massal dan senjata yang dilarang oleh dunia internasional. Misalnya, bom fosfor, bom curah, dan nuklir yang menimbulkan efek merusak manusia dan membakarnya. Di Chanel IV Perancis edisi 29/12, pakar militer Perancis Bross Nicolas menyebut bahwa apa yang terjadi di Gaza adalah genisoda era modern. Ia menegaskan, Israel menggunakan uranium.

Di tengah tragedy miris ini, anak-anak Gaza miris mengatakan, kenapa darah kami bangsa Arab dan kaum muslimin begitu murah?

Agaknya anak-anak Palestina mendapatkan jawabannya dari keteguhan perlawanan. Darah mereka dianggap murah karena karena mereka menginginkan kita memberikan toleransi-toleransi. Namun kini perlawanan Palestina menunjukkan kemampuan mereka menciptakan persenjataan yang cukup membuat Israel kalut. Bahkan perlawanan yang akan menciptakan kemenangan yang agung. Tak ada kekuatan searogan apapun yang bisa mudah menghancurkannya. (bn-bsyr)

3 comments:

  1. israel seharusnya diinvasi oleh sekutu yang terdiri-dari negara-negara liga arab, eropa, asia yang pro kepada penderitaan rakyat palestina,seperti yang terjadi tahun 1945 yaitu saat sekutu menginvasi jerman . perlu diketahui bahwa israel memang licik.ALLAHU AKBAR semoga para Syuhada palestina diampuni oleh ALLAH SWT amin.Darah orang yahudi adalah HALAL

    ReplyDelete
  2. palestine,, pantang mnyerah.. kami di Indonesia

    mendukung.. from:student Assalaam Boarding School Solo Indonesia (tks c)

    ReplyDelete

Pusat Informasi Palestina - Laporan Khusus

SCTV : F-16 Zionis Israel Bantai Ratusan Warga Sipil Palestina